Thursday 22 March 2012

Bodrex Caem

Bodrex Caem


Video, Cara Orang Syria Membuat Sumber Energi Tanpa Batas Dengan Peralatan Seadanya

Posted: 22 Mar 2012 07:37 AM PDT

Video, Cara Orang Syria Membuat Sumber Energi 
Tanpa Batas Dengan Peralatan Seadanya


Jenius! Orang Syria ternyata selama ini menggunakan trik khusus agar listrik di rumah meka dapat terus menyala tanpa bantuan dari sumber tenaga listrik. Caranya juga ternyata sama sekali nggak sulit. Modal yang kamu butuhkan cuma satu unit colokan cabang dan pemantik korek api. Cara lengkapnya bisa kamu saksikan pada video ini.


Sudah puas melihat video di atas? Aneh juga dan cukup bikin penasaran ane buat nyoba. Silahkan agan n sista dipraktekin di rumah, hasil dari prakteknya, jangan lupa tulis pada koment di bawah ini.


Sumber. idbite.com

Inilah Beberapa Hasil Penelitian Unik Tentang Cinta

Posted: 22 Mar 2012 05:07 AM PDT

Inilah Beberapa Hasil Penelitian Unik Tentang Cinta


Beberapa Penelitian Unik Soal Cinta Sepanjang Tahun 2011 Banyak ilmuwan yang mencoba mencari tahu sisi menarik dari sebuah percintaan dan chemistry antara Cowok dan cewek dengan melakukan berbagai penelitian.Beberapa Penelitian Unik Soal Cinta Sepanjang Tahun 2011 Hasilnya pun bermacam-macam, mulai dari yang wajar hingga mengungkapkan fakta aneh dan menarik.

Sepanjang tahun ini, sudah lebih dari ratusan penelitian tentang cinta yang dilakukan. Dari sekian banyak penelitian, ada beberapa yang menunjukkan hasil cukup mencengangkan. Ini dia delapan penelitian aneh tentang cinta sepanjang 2011.

1. Cowok Lebih Menyukai Cewek yang Diputuskan Pacarnya
Penemuan dari University of Michigan menyebutkan bahwa cowok lebih tertarik mendekati cewek yang dicampakkan kekasihnya. Para ahli berspekulasi, ketika cowok yang berinisiatif memutuskan hubungan, hal itu akan menunjukkan dominasinya terhadap lawan jenis. Dengan demikian, cowok akan menganggap cewek yang diputuskan akan lebih mudah dikontrol.

2. Kamu Bisa Mendeteksi Tukang Selingkuh dari Suaranya
Dalam sebuah studi, para peneliti meminta sekitar 120 cowok dan cewek untuk menyuarakan huruf vokal dengan nada yang berbeda-besa. Dari hasil penelitian diketahui, cewek cenderung mengasosiasikan suara rendah cowok dengan perilaku berselingkuh. Sementara bagi responden cowok, cewek bernada tinggilah yang suka selingkuh. Meskipun aneh, hasil penemuan tersebut dianggap masuk akal dalam perspektif biologis. Nada yang lebih rendah, berarti memiliki level testosteron yang tinggi. Dengan level hormon testosteron yang tinggi membuat cowok cenderung tidak pilih-pilih dalam menentukan pasangan (baca: mudah jatuh cinta).

3. Cowok Dandan Lebih Lama daripada Cewek
Penelitian yang dilakukan Travelodge --perusahaan jaringan hotel raksasa-- menemukan bahwa cowok bisa menghabiskan waktu rata-rata 81 menit per hari untuk merawat tubuh, seperti membersihkan, menyegarkan dan melembabkan wajah, bercukur, menata rambut dan memilih pakaian. Sementara cewek hanya memerlukan waktu 75 menit sehari untuk menata rambut, memilih pakaian dan memakai make-up.

4. Cewek Lebih Mudah Mengingat Sesuatu Jika Dikatakan dengan Suara yang Dalam
Cewek bisa lebih akurat mengingat sebuah objek, jika objek tersebut diperkenalkan oleh cowok dengan suara yang dalam. Studi yang dilakukan David Smith dan timnya dari University of Aberdeen, Inggris, menunjukkan bahwa suara cowok yang dalam dan rendah lebih maskulin dan penting baik dalam pemilihan pasangan maupun akurasi memori pada cewek.

5. 75% Cewek Habiskan Rp 7 Juta Saat Patah Hati
Berdasarkan survei yang dilakukan situs belanja online di Inggris bernama Superdrug, 75% cewek menghabiskan US$ 782 atau sekitar Rp 7 jutaan untuk mengubah penampilannya setelah putus cinta. Penelitian itu mengikutsertakan 2.000 responden cewek. Lebih dari setengah responden mengungkapkan mereka segera pergi ke salon untuk mendapatkan gaya rambut baru, manicure dan pedicure, membeli pakaian dan make-up, bahkan mendaftarkan diri ke pusat kebugaran. Cewek menganggap kekasihnya mencampakkannya karena mereka kurang menarik sehingga berbagai langkah perawatan diri dilakukan.

6. 48% cowok Putuskan Kekasih karena Gemuk
Ternyata sekarang ini cukup banyak cowok yang mementingkan penampilan fisik cewek. Hal itu terbukti dari survei terbaru, 48% cowok mengaku mencampakkan ceweknya yang gemuk. Survei yang dibuat oleh situs AskMen dan Cosmpolitan tersebut diikuti oleh 70 ribu orang di Amerika Serikat. Dari survei itu terungkap cowok benar-benar tidak menerima jika pasangannya mengalami kenaikan berat badan.

7. Cewek dengan Karir Sukses Lebih Mudah Berselingkuh
Penelitian dilakukan Joris Lammers, profesor dari Tilburg University di Belanda. Dia mempelajari perilaku lebih dari 1.500 pembaca majalah bisnis, mulai dari jabatan paling tinggi sampai rendah. Hasilnya, Joris menemukan bahwa cewek yang menduduki jabatan tinggi di kantornya tertarik pada tantangan dan risiko tinggi. Berselingkuh, jadi salah satu cara untuk memenuhi 'hasrat' tantangan tersebut. Penyebabnya bukan karena rendah-tingginya kematangan moral, tapi kekuasaan dan kesempatan.

8. Senyuman Buat Cowok Kurang Menarik
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal American Psychological Association mengungkapkan, cowok yang murah senyum dianggap tidak menarik bagi cewek. Responden diminta melihat foto lawan jenisnya. Kemudian, peneliti melihat reaksi responden pertama kali melihat foto tersebut.

"Cowok yang tersenyum dianggap kurang menarik bagi sebagian cewek," jelas Jessica Tracy, pemimpin penelitian dan psikolog dari University of British Columbia, seperti dilansir iDiva.

Cewek sepertinya lebih menyukai sosok cowok yang dingin dan tidak banyak senyum. Seperti Rangga dalam film AADC atau si vampir Edward Cullen dalam film 'Twilight'. Sebuah ekspresi sedikit tertunduk malu tanpa senyuman adalah sebuah sikap yang mengisyaratkkan membutuhkan simpati. Bagi cewek ekspresi itu dapat sangat menarik.


Sumber. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=12560960

Inilah 10 Proyek Besar Yang Dilakukan DPR Kita

Posted: 22 Mar 2012 04:48 AM PDT

Inilah 10 Proyek Besar Yang Dilakukan DPR Kita



1. Membeli kursi seharga 24 juta
Pihak Sekretariat Jenderal DPR mengakui jika harga satu kursi yang ada di ruang kerja Badan Anggaran atau Banggar DPR mencapai Rp 24 juta. Hal itu diketahui saat Badan Kehormatan DPR meninjau ruang kerja Banggar yang terletak di Gedung Nusantara I, Selasa (17/1/2012).

Peninjauan dilakukan setelah BK mengklarifikasi Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh berserta jajarannya terkait berbagai proyek kontroversial, salah satunya renovasi ruang Banggar.

Ketika itu, salah seorang anggota BK mengonfirmasi informasi yang beredar bahwa harga satu kursi mencapai Rp 24 juta. Kepala Biro Pemeliharaan Pembangunan dan Instalasi DPR Sumirat membenarkan. "Ya, sekitar itu," kata dia.

Setidaknya, ada 85 anggota Banggar yang bakal membahas anggaran di ruang senilai Rp 20,3 miliar itu. Jumlah itu belum termasuk tamu, yakni dari pemerintah. Kursi itu diimpor dari Jerman, sedangkan meja buatan pabrik lokal.

Menurut Sumirat, kursi itu adalah pilihan pimpinan Banggar setelah pihak pelaksana memperlihatkan berbagai model kursi. Kursi untuk empat pimpinan Banggar berbeda dengan kursi anggota atau tamu. Kursi pimpinan lebih besar dan tinggi.
2. Harga 1 Kalender di DPR Rp 116.000
Proyek-proyek janggal di lingkungan Dewan Perwakilan Rakyat terus bermunculan. Setelah renovasi toilet dan ruang Badan Anggaran DPR, kini terungkap proyek pengadaan kalender tahun 2012 untuk anggota DPR.

Uchok Sky Khadafi, Kordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, mengatakan, anggaran pengadaan kalender mencapai Rp 1,3 miliar. Dana itu untuk membuat kalender yang dibagikan kepada 560 anggota DPR. Setiap anggota, tambah Uchok, mendapat jatah sebanyak 20 kalender. Berarti, dicetak sebanyak 11.200 lembar kalender.

"Kalau melihat dari bentuk kalender dengan foto-foto yang full colour dan jumlah halaman 13 lembar, perkiraan harga Rp 15.000 per lembar," kata dia di Kompleks DPR, Senin (16/1/2012).

Dengan demikian, lanjut Uchok, diperkirakan dana untuk mencetak seluruh kalender hanya Rp 168 juta. Dengan alokasi dana Rp 1,3 miliar, tambahnya, harga satu lembar kalender sekitar Rp 116.000.

"Pembelian kalender ini betul-betul kemahalan. Harga kalender ini memperlihatkan kepada publik bahwa DPR sedang meledek publik dan menyakiti hati rakyat," ujar Uchok.
3.Proyek Perawatan Gedung 500 M
Wakil Ketua Banggar DPR Tamsil Linrung, menjelaskan, gedung parlemen dan rumah dinas anggota DPR memiliki anggaran perawatan Rp500 miliar. Angka itu yang kemudian didetailkan Sekretariat Jenderal DPR.

"Itu semua pagu dibicarakan, ditetapkan, di Badan Anggaran," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. "Tapi tidak boleh ada yang sendiri-sendiri memutuskan anggaran di internal DPR kecuali badan yang sudah ditetapkan yaitu Badan Urusan Rumah Tangga," katanya.

Usulan renovasi, kata Tamsil, datang dari Sekretariat Jenderal. "Perawatan gedung ini dalam tanggung jawab kesekjenan," katanya. Sekretariat Jenderal sendiri mengajukan anggaran Rp800 miliar, namun Badan Anggaran hanya menyetujui Rp500 miliar.

Pagu anggaran Rp500 miliar itu, kata Tamsil, ditetapkan oleh Badan Anggaran DPR. Badan Anggaran tidak menetapkan detail-detail seperti Rp20 miliar untuk renovasi ruang Badan Anggaran. "Mungkin satu-satu, tapi ada pagunya Rp500 miliar perawatan gedung secara total." kata Tamsil. Dan anggaran tersebut, kata Tamsil, tidak selalu habis terpakai.

Karena itu, kata Tamsil, wajar Ketua DPR Marzuki Alie tidak tahu anggaran detail karena semua di bawah kewenangan Sekretaris Jenderal. "Sekjen itu yang harus menyampaikan hasil tendernya segala macam. Dan kita tunggulah laporan pertanggungjawaban Sekjen nanti."

Namun, meski itu kewenangan Sekjen, Tamsil melihat, proyek Rp20 miliar untuk renovasi ruang Badan Anggaran tidak wajar. "Boleh saja itu tapi ruangannya berapa luas? Kalau 100 meter, tidak wajar itu tapi dia kan sudah bilang harga kursi Rp20 miliar, itu juga tidak wajar itu. Ya kan?" kata Tamsil.

Lempar Tanggung Jawab
Proyek gila-gilaan di lingkungan DPR menjadi sorotan tajam publik. Dalam sepekan terakhir, hampir semua media cetak, elektronik dan situs online memberitakan tentang kejanggalan proyek-proyek internal DPR. Masing-masing pihak di DPR seperti kebakaran jenggot. Semua mengaku tidak tahu dan saling menyalahkan antara satu dengan yang lainnya. Bahkan Ketua DPR Marzuki Alie yang bertindak sebagai Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) mengaku tidak tahu. Yang paling jadi kambing hitam adalah Sekjen DPR, Nining Indra Saleh.

BURT dan Banggar DPR melempar tanggung jawab terkait renovasi ruang kerja Banggar di Gedung Nusantara I yang menghabiskan dana hingga Rp 20,3 miliar. Tamsil Linrung, pimpinan Banggar mengatakan, usulan renovasi ruang Banggar datang dari Sekretariat Jenderal DPR, dan usulan itu bersamaan seluruh usulan pembangunan DPR.

"Pagunya Rp 500 miliar untuk perawatan gedung secara total," kata Tamsil seusai rapat konsultasi bersama Badan Kehormatan DPR, Senin (16/1).

Menurut Tamsil, Banggar tak perlu tahu hingga detail usulan yang diajukan Setjen DPR. "Banggar kan tidak detail. Itu kan anggaran ada perawatan gedung ini, rumah dinas, dan perawatan lain-lain kan banyak," ucap politisi PKS itu.

Senada disampaikan Wakil BURT Refrizal. Meski tahu mengenai alokasi dana sekitar Rp 20 miliar, menurut Refrizal, BURT tidak tahu hingga detail usulan dari Setjen DPR itu. "Kita taunya glondongan. Detailnya kita tidak," ucapnya.

Ketika ditanya apakah wajar alokasi dana Rp 20 miliar untuk renovasi ruangan, Refrizal menjawab, "Tanya ke Sekjen (Nining Indra Saleh). Dia kan yang usulkan ke kita. Dia punya standarnya yang ukuran negara. Dia tahu banget detail aturan itu," kata politisi PKS itu.

Sebelumnya, Nining mengatakan, pihaknya hanya melaksanakan proyek yang sudah disetujui BURT. Atas pernyataan Nining itu, Refrizal menjawab, "BURT itu tentukan kebijakannya. Kalau detailnya bukan di BURT. Tanggung jawabnya ada masing-masing. Betul dia melaksanakan. Tapi yang mengusulkan dari pelaksanaan itu siapa? Yah dia juga yang masukan. Masa BURT yang usulkan angka-angka itu. Dari mana anggota DPR tahu?"

Refrizal menambahkan, jika ada penyimpangan dalam proyek itu, sebaiknya diusut. Sebagai Ketua Bidang Pengawasan di BURT, Refrizal mengaku sudah meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk menginvestigasi proyek itu.

Peneliti Hukum dan Politik Anggaran Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam mengatakan DPR tidak pernah mau berniat memperbaiki kinerjanya sama sekali sampai detik ini. "Kita lihat saja, mereka sering Kucing-kucingan dan lempar tanggung jawab, di antara anggota DPR sndiri, parahnya antara BURT dan setjen," tegas Roy.
4. Bagusin Toilet 200 M
Toilet-toilet di Gedung Nusantara I DPR yang rusak dan bau akan disulap menjadi anyar alias baru. DPR mengalokasikan dana Rp 2 miliar untuk merenovasi toilet.

Humas Setjen DPR, Jaka Winarko, mengatakan dana untuk renovasi toilet di Gedung Nusantara I DPR sudah dianggarkan sebesar Rp 2 miliar pada tahun 2012. Renovasi dianggap perlu karena banyak toilet yang rusak dan bau.

"Tetapi itu baru alokasi," kata Jaka saat dihubungi detikcom, Selasa (3/1/2011).

Dikatakan dia, toilet-toilet yang berada di gedung berlantai 24 tersebut akan dicek lagi. "Setiap lantai kan kalau tidak salah, ada 4 toilet. Nah, itu akan kita cek semua mana yang perlu direnovasi, mana yang tidak. Setelah itu yang perlu direnovasi, kita renovasi," ujar Jaka.

Menurut dia, apabila nantinya renovasi toilet tidak mencapai Rp 2 miliar, maka sisa anggaran akan dikembalikan ke kas negara.

"Kalau ternyata anggarannya tidak sampai Rp 2 miliar, misalnya Rp 1,5 miliar atau Rp 1 miliar sisanya akan dikembalikan ke kas negara. Tetapi, kalau kurang akan ada alokasi di anggaran perubahan," kata Jaka.

Kapan renovasinya? "Belum. Kita sedang mengecek dulu, sedang didata berapa yang perlu direnovasi," jawab Jaka.
5. Beli Parfum Buat Gedung DPR Seharga 1,59 M
Proyek-proyek janggal di DPR satu-persatu terus terkuak. Setelah renovasi toilet Rp2 miliar dan ruang Badan Anggaran DPR Rp20 miliar, selanjutnya terungkap pula nilai proyek pengharum ruangan DPR Rp1,59 miliar. Berikutnya proyek kelender Rp1,3 miliar, proyek layar wellcome DPR Rp4,8 miliar, proyek makanan rusa Rp598 juta dan total nilai proyek perawatan gedung DPR Rp500 miliar.

Data-data dan angka nilai proyek DPR yang janggal tersebut diungkap oleh Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra). Uchok Sky Khadafi, Kordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, mengatakan, anggaran pengadaan kalender mencapai Rp 1,3 miliar. Dana itu untuk membuat kalender yang dibagikan kepada 560 anggota DPR. Setiap anggota, tambah Uchok, mendapat jatah sebanyak 20 kalender. Berarti, dicetak sebanyak 11.200 lembar kalender.

"Kalau melihat dari bentuk kalender dengan foto-foto yang full colour dan jumlah halaman 13 lembar, perkiraan harga Rp 15.000 per lembar," kata dia di Kompleks DPR, Senin (16/1).

Dengan demikian, lanjut Uchok, diperkirakan dana untuk mencetak seluruh kalender hanya Rp168 juta. Dengan alokasi dana Rp 1,3 miliar, tambahnya, harga satu lembar kalender sekitar Rp116.000.

"Pembelian kalender ini betul-betul kemahalan. Harga kalender ini memperlihatkan kepada publik bahwa DPR sedang meledek publik dan menyakiti hati rakyat," ujar Uchok.

Pengadaan kalender ini tentu saja membuat gerah anggota dewan. Eva Kusuma Sundari dari Komisi III menilai kelakuan Sekjen yang mengadakan proyek tersebut hanya membuat ulah dan memperlemah kinerja anggota dewan tanpa melakukan analisis terlebih dahulu.

"Saya belum lihat kalendernya, tapi saya dapat info katanya itu muka Pak Marzuki semua, ya itu bisa dibilang kampanye terselubung. Atau bisa dikatakan ada penjilatan yang dilakukan Sekjen," jelasnya.

Proyek pengadaan pengharum ruangan DPR nilai totalnya Rp 1,6 miliar. Diambil dari situs resmi milik DPR, proyek ini akan menggunakan anggaran tahun 2012. Nama paket proyeknya adalah 'PEWANGI (PENGHARUM RUANGAN) DPR RI'.

Peserta perusahaan yang ingin ikut bersaing dalam tender ini harus memiliki SIUP Kecil dan Sertifikat Kompetensi dan Kualifikasi Peruasahaan bidang Jasa Lainnya, sub bidang Jasa Pembersih (Cleaning Service) dengan kualifikasi Kecil yang masih berlaku. Selain itu, perusahaan tersebut juga harus memiliki Sertifikat Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia (APKLINDO) yang masih berlaku.

Pengambilan dokumen lelang dilakukan pada 28 November 2011 pukul 10:00 s/d 6 Desember 2011 pukul 12:00 bertempat di Bagian Gedung dan Pertamanan Gedung Mekanik, Lantai 2, gedung DPR.

Sedangkan untuk proyek makanan dan perawatan rusa yang jumlahnya cuma belasan ekor saja di taman DPR dialokasikan dana Rp598 juta. Dari situs DPR dikatakan perusahaan yang boleh bersaing untuk mendapatkan proyek ini harus memiliki SIUP Kecil dan Sertifikat Kompetensi dan Kualifikasi Perusahaan bidang Jasa Lainnya, sub bidang Obat-Obatan Tanpa Resep, pakan ternak dengan kualifikasi Kecil yang masih berlaku.

Pengambilan dokumen lelang dilakukan pada 30 November 2011 pukul 10:00 s/d 8 Desember 2011 pukul 12:00 bertempat di Bagian Gedung dan Pertamanan Gedung Mekanik, Lantai 2, gedung DPR. Dihubungi terpisah, Humas Setjen DPR Jaka Winarko mengaku tidak mengetahui soal proyek tersebut. Namun dia menegaskan rusa-rusa tersebut masih ada di taman Gedung DPR.

Sementara itu dialokasikan dana Rp4,8 miliar untuk proyek dua unit layar LED yang dipajang di depan Gerbang DPR. Layar-layar itu akan menampilkan wajah-wajah pimpinan DPR serta aneka kegiatan anggota dewan.

Pantauan Senin (16/1), satu unit layar LED berukuran 3x2 meter sudah terpasang di atas tiang bulat setinggi tiga meter di halaman luar Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Sedangkan satu unit lainnya masih dalam pengerjaan.

Di lokasi yang sama, sebelumnya sudah dipasang gambar pimpinan DPR dalam sebuah papan ukuran 3x2 meter. Tetapi, papan itu hanya dipasang untuk acara-acara tertentu, misalnya ucapan selamat Tahun Baru, Idul Fitri dan Natal.

Sebentar lagi, pengendara yang melintas di Jalan Gatot Subroto dari arah Semanggi maupun Slipi dapat menyaksikan gambar-gambar pimpinan DPR. Pengguna jalan juga bisa mengetahui kegiatan-kegiatan DPR yang akan dimunculkan dalam layar ini.
Sumber di internal Setjen DPR, mengatakan proyek ini senilai Rp 4,8 miliar. Menurut dia, tidak ada mekanisme tender yang digelar terbuka menyangkut proyek ini.

Sumber itu mengatakan, MPR dengan proyek serupa hanya menghabiskan anggaran Rp 2,1 miliar. Ketua DPR Marzuki Alie tidak membantah proyek ini tidak melalui tender. Padahal sesuai UU, proyek di atas Rp200 juta harus melalui mekanisme tender. Namun, Setjen DPR mengabaikan peringatan Marzuki.

"LED sudah berkali-kali saya ingatkan, tapi spesifikasi yang dibuat, diatur (sedemikian rupa) sehingga tidak bisa tender. Padahal barangnya umum," kata Marzuki saat dikonfirmasi. Memang tidak ada dokumen tender yang dibuka Setjen DPR menyangkut proyek ini, termasuk di website lpse.dpr.go.id, tempat pelelangan proyek DPR diumumkan.
6. Karpet Ruang Banggar Rp5 Juta Permeter
Ruang rapat baru Badan Anggaran DPR senilai Rp 20 miliar itu, cukup banyak menggunakan barang impor. Selain menggunakan seratusan kursi impor, lantai ruangan seluas 400 meter persegi itu juga dilapisi karpet impor yang permeternya Rp5 juta.

Menurut di internal Setjen DPR, merk karpet ruang Banggar DPR itu adalah Milliken. Untuk mendapatkan karpet seharga Rp 5 juta per meter itu, harus indent hingga 4 bulan. Anggaran karpet ini menduduki porsi cukup besar di samping pengadaan kursi yang juga impor.

Pihak Setjen DPR enggan memaparkan rincian pembelanjaan proyek pembangunan ruang Banggar DPR. "Saya kira tidak, itu dokumen negara," tutur Kepala Biro Harbangin DPR, Sumirat, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/1).

Namun ia tak membantah karpet di ruang rapat baru Banggar DPR merupakan barang kualitas wahid. Karena memang ditujukan untuk kenyamanan anggota anggota parlemen yang adalah wakil rakyat. Ruang rapat baru Badan Anggara DPR telah dilelang pada bulan Oktober 2011 lalu. Perkiraan harga proyek keseluruhan Rp 20.370.893.000.

Pembangunan ruang baru Banggar tidak banyak yang tahu karena dilaksanakan pada masa reses DPR, periode Desember 2011 lalu. Dan saat anggota Banggar DPR memasuki masa sidang baru, anggota Banggar DPR akan menempati ruangan baru.
7. Layar 'Welcome to DPR' Seharga Rp 4,8 Miliar
Dua unit layar LED seharga Rp 4,8 miliar bakal mejeng di depan Gerbang DPR. Layar-layar itu akan menampilkan wajah-wajah pimpinan DPR serta aneka kegiatan anggota dewan.

Pantauan detikcom, Senin (16/1/2012), satu unit layar LED berukuran 3x2 meter sudah terpasang di atas tiang bulat setinggi 3 meter di halaman luar Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Sedangkan satu unit lainnya masih dalam pengerjaan.

Di lokasi yang sama, sebelumnya sudah dipasang gambar pimpinan DPR dalam sebuah papan ukuran 3x2 meter. Tetapi, papan itu hanya dipasang untuk acara-acara tertentu, misalnya ucapan selamat Tahun Baru, Idul Fitri dan Natal.

Sebentar lagi, pengendara yang melintas di Jalan Gatot Subroto dari arah Semanggi maupun Slipi dapat menyaksikan gambar-gambar pimpinan DPR. Pengguna jalan juga bisa mengetahui kegiatan-kegiatan DPR yang akan dimunculkan dalam layar ini.

Sumber detikcom di internal Setjen DPR, mengatakan proyek ini senilai Rp 4,8 miliar. Menurut dia, tidak ada mekanisme tender yang digelar terbuka menyangkut proyek ini.

Sumber itu mengatakan, MPR dengan proyek serupa hanya menghabiskan anggaran Rp 2,1 miliar.

Ketua DPR Marzuki Alie tidak membantah proyek ini tidak melalui tender. Padahal sesuai UU, proyek di atas Rp 200 juta harus melalui mekanisme tender. Namun, Setjen DPR mengabaikan peringatan Marzuki.

"LED sudah berkali-kali saya ingatkan, tapi spesifikasi yang dibuat, diatur (sedemikian rupa) sehingga tidak bisa tender. Padahal barangnya umum," kata Marzuki saat dikonfirmasi detikcom.

Memang tidak ada dokumen tender yang dibuka Setjen DPR menyangkut proyek ini, termasuk di website lpse.dpr.go.id, tempat pelelangan proyek DPR diumumkan.
8. Tempat Parkir Motor DPR Senilai Rp 3 M
Pembangunan parkiran motor di kawanan Gedung DPR telah separuh jalan. Seperti apa pembangunan tempar parkir yang menelan dana hingga Rp 3 miliar itu?.

Pantauan detikcom di lokasi pembangunan parkiran motor baru DPR di Gedung DPR, Senayan, Senin (9/1/2012), proyek pembangunan parkiran mahal ini tengah dalam pengerjaan.

Tak ada pengumuman tender telah usai ke media. Namun puluhan tiang penyangga telah terpasang rapih di atas lantai yang sudah dicor setebal 10 cm.

Lokasi pengerjaan proyek ditutupi seng alumunium setinggi 3 meter. Membuat tak banyak orang tahu ada proyek senilai Rp 3 miliar sedang berlangsung.

Puluhan pegawai yang bekerja juga tengah mempersiapkan tiang pancang atas untuk cor lantai kedua. Beberapa pekerja tengah memotong-motong besi untuk persiapan cor lantai kedua.

Sementara beberapa pegawai tampak sedang beristirahat tiduran di tenda terpal biru yang dipasang di tengah-tengah lokasi pengerjaan proyek. Sang mandor tampak mengawasi dari pinggiran sembari mengacung-acungkan tangan memberi komando.

Suara bising, dentuman palu, alat las, dan gergaji besi terdengar sampai gedung DPD RI. Para penikmat santap siang di Pujasera DPR juga cukup terganggu dengan pengerjaan proyek akhir tahun DPR ini.

Parkiran motor seharga Rp 3 miliar ini dibangun di atas tanah seluas lapangan sepak bola di depan Gedung DPD RI. Pihak Setjen DPR telah menyatakan parkiran motor ini akan dibangun setinggi dua lantai untuk menampung 2.000 motor staf anggota DPR dan Setjen DPR.

Untuk sementara waktu parkiran motor staf DPR dipindahkan ke belakang Gedung Nusantara I DPR. Parkiran dadakan itu tanpa atap di lapangan di dekat pintu masuk belakang Gedung DPR.
9. Beli Mesin Foto copy 4 M
Diputuskan Pleno BURT, Diteken Pius Lustrilanang
Kebobrokan pengadaan proyek-proyek di DPR satu per satu mulai terbuka. Belum tuntas kontroversi renovasi toilet Rp 2 miliar dan renovasi ruang rapat Badan Anggaran Rp 20,3 miliar, kini terkuak pembelian mesin fotocopy seharga Rp 4 miliar.

ANGGARAN pembelian mesin fotocopy sebesar Rp 4 miliar itu disetujui bersama anggaran lainnya untuk pembelian mobil Toyota Camry dan pembangunan lapangan futsal Kompleks DPR Kalibata, Jakarta Selatan. Sehingga total anggaran yang disahkan dalam satu surat keputusan itu sebesar Rp 6,5 miliar.

Anggaran tersebut diputuskan dalam rapat pleno Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR bersama Sekretaris Jenderal DPRtentang realokasi anggaran pembangunan gedung bam DPR. Keputusan itu dituangkan dalam surat keputusan rapat Nomor 162/ BURT/R.PLENO/MS.IV/07/ 2011. Surat keputusan tertanggal 22 Juli 2011- itu ditandatangi Wakil Ketua BURT Pius Lustrilanang. Rincian anggaran sebesar Rp 6,5 miliar itu dialokasikan untuk tiga item. Yaitu, untuk pembelian mesin fotocopy seharga Rp 4.026.000.000, satu unit Toyota Camry seharga Rp 470.500.000,dan pembangunan lapangan futsal di rumah dinas DPR Kalibata seharga Rp 2 juta.

Anggota DPR yang juga teman satu fraksi Pius Lustrilanang di Fraksi Gerindra, Martin Hutabarat membenarkan adanya pengadaan barang-barang tersebut. Namun satu-satunya yang dipakai adalah mesin fotocopy. Menurut Martin, pembelian mesin fotocopy tersebut sangat berlebihan dan tidak diperlukan.

"Sangat berlebihan, fotocopy di Komisi III saja masih sangat baik dan sangat layak dan bebannya pun tidak terlalu berat. Tapi tanpa ada permitaan dari Komisi IH langsung dikirimkan, padahal tidak perlu. Biayanya besar sekali,pemborosan!," ujar Martin kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Komentar minus juga dilontarkan anggota Komisi II DPR dari Fraksi PKS, Gamari Sutrisno. Dia mengatakan, selama ini pengadaan barang dan jasa di DPR memang kerap tidak transparan dan akuntable. Dia mengaku, tidak tahu persis tentang pengadaan fotocopy seharga Rp 4 miliar itu.

"Diduga kuat terjadi korupsi karena terindikasi bahwa kualitas barang dan jasa yang tidak seimbang dengan harga. Artinya bahwa kewajaran harga sepatutnya dipertanyakan. Untuk itu perlu dilakukan audit investigatif secara menyeluruh," paparnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Gamari menambahkan, meskipun tidak mengetahui adanya mesin fotocopy baru, dirinya menganggap pengadaan barang baru merupakan pemborosan keuangan negara. "Sampai sekarang saya belum terima informasi mengenai hal itu, tetapi jika ada pengadaan barang baru, maka telah terjadi pemborosan, karena yang lama masih digunakan," ujarnya.

Dia menambahkan, yang perlu dipertanyakan saat ini adalah biaya pemeliharaan gedung yang cukup besar tapi ternyata banyak yang tidak terpelihara. "Seperti di lantai empat dekat ruangan saya, bocor tapi tidak diperbaiki," pungkasnya
10. Proyek Rp 598 Juta untuk Beri Makan Rusa di DPR
Tahun 2008 lalu, belasan rusa didatangkan untuk menghiasi Gedung DPR. Namun seiring waktu berjalan, kabar soal rusa itu tidak pernah terdengar. Justru yang ada adalah adanya tender untuk pemeliharaan binatang bertanduk cantik itu.

Diambil dari situs resmi milik DPR, Senin (16/1/2012), proyek ini akan menggunakan anggaran tahun 2012. Nama paket proyeknya adalah 'PEMELIHARAAN RUSA, PERAWATAN MEDIS RUSA DAN BIAYA MAKAN RUSA DPR RI'.

Anggaran yang dialokasikan adalah Rp 598 juta. Perusahaan yang boleh bersaing untuk mendapatkan proyek ini harus memiliki SIUP Kecil dan Sertifikat Kompetensi dan Kualifikasi Perusahaan bidang Jasa Lainnya, sub bidang Obat-Obatan Tanpa Resep, pakan ternak dengan kualifikasi Kecil yang masih berlaku. Pengambilan dokumen lelang dilakukan pada 30 November 2011 pukul 10:00 s/d 8 Desember 2011 pukul 12:00 bertempat di Bagian Gedung dan Pertamanan Gedung Mekanik, Lantai 2, gedung DPR.

Dihubungi terpisah, Humas Setjen DPR Jaka Winarko mengaku tidak mengetahui soal proyek tersebut. Namun dia menegaskan rusa-rusa tersebut masih ada di taman Gedung DPR.

"Jumlah pastinya saya tidak tahu, karena kan sudah beranak," kata Jaka kepada detikcom.
Tentang proyek perawatan rusa itu, Jaka juga tidak tahu menahu. "Detailnya saya nggak tahu, apakah proyek itu sudah berlangsung atau tidak," ujarnya.


Sumber. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=12739798

Kisah Nyata Seorang Polisi Menilang Sri Sultan HB IX

Posted: 21 Mar 2012 07:55 PM PDT

Kisah Nyata Seorang Polisi Menilang Sri Sultan HB IX


Kota batik Pekalongan di pertengahan tahun 1960an menyambut fajar dengan kabut tipis , pukul setengah enam pagi polisi muda Royadin yang belum genap seminggu mendapatkan kenaikan pangkat dari agen polisi kepala menjadi brigadir polisi sudah berdiri di tepi posnya di kawasan Soko dengan gagahnya. Kudapan nasi megono khas pekalongan pagi itu menyegarkan tubuhnya yang gagah berbalut seragam polisi dengan pangkat brigadir.

Becak dan delman amat dominan masa itu , persimpangan Soko mulai riuh dengan bunyi kalung kuda yang terangguk angguk mengikuti ayunan cemeti sang kusir. Dari arah selatan dan membelok ke barat sebuah sedan hitam ber plat AB melaju dari arah yang berlawanan dengan arus becak dan delman . Brigadir Royadin memandang dari kejauhan ,sementara sedan hitam itu melaju perlahan menuju kearahnya. Dengan sigap ia menyeberang jalan ditepi posnya, ayunan tangan kedepan dengan posisi membentuk sudut Sembilan puluh derajat menghentikan laju sedan hitam itu. Sebuah sedan tahun lima puluhan yang amat jarang berlalu di jalanan pekalongan berhenti dihadapannya.
Saat mobil menepi , brigadir Royadin menghampiri sisi kanan pengemudi dan memberi hormat.

"Selamat pagi!" Brigadir Royadin memberi hormat dengan sikap sempurna . "Boleh ditunjukan rebuwes!" Ia meminta surat surat mobil berikut surat ijin mengemudi kepada lelaki di balik kaca , jaman itu surat mobil masih diistilahkan rebuwes.

Perlahan , pria berusia sekitar setengah abad menurunkan kaca samping secara penuh.

"Ada apa pak polisi ?" Tanya pria itu. Brigadir Royadin tersentak kaget , ia mengenali siapa pria itu . "Ya Allah…sinuwun!" kejutnya dalam hati . Gugup bukan main namun itu hanya berlangsung sedetik , naluri polisinya tetap menopang tubuh gagahnya dalam sikap sempurna.

"Bapak melangar verbodden , tidak boleh lewat sini, ini satu arah !" Ia memandangi pria itu yang tak lain adalah Sultan Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dirinya tak habis pikir , orang sebesar sultan HB IX mengendarai sendiri mobilnya dari jogja ke pekalongan yang jauhnya cukup lumayan., entah tujuannya kemana.

Setelah melihat rebuwes , Brigadir Royadin mempersilahkan Sri Sultan untuk mengecek tanda larangan verboden di ujung jalan , namun sultan menolak.

" Ya ..saya salah , kamu benar , saya pasti salah !" Sinuwun turun dari sedannya dan menghampiri Brigadir Royadin yang tetap menggengam rebuwes tanpa tahu harus berbuat apa.

" Jadi…?" Sinuwun bertanya , pertanyaan yang singkat namun sulit bagi brigadir Royadin menjawabnya .

"Em..emm ..bapak saya tilang , mohon maaf!" Brigadir Royadin heran , sinuwun tak kunjung menggunakan kekuasaannya untuk paling tidak bernegosiasi dengannya, jangankan begitu , mengenalkan dirinya sebagai pejabat Negara dan Rajapun beliau tidak melakukannya.

"Baik..brigadir , kamu buatkan surat itu , nanti saya ikuti aturannya, saya harus segera ke Tegal !" Sinuwun meminta brigadir Royadin untuk segera membuatkan surat tilang. Dengan tangan bergetar ia membuatkan surat tilang, ingin rasanya tidak memberikan surat itu tapi tidak tahu kenapa ia sebagai polisi tidak boleh memandang beda pelanggar kesalahan yang terjadi di depan hidungnya. Yang paling membuatnya sedikit tenang adalah tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut sinuwun menyebutkan bahwa dia berhak mendapatkan dispensasi. "Sungguh orang yang besar…!" begitu gumamnya.

Surat tilang berpindah tangan , rebuwes saat itu dalam genggamannya dan ia menghormat pada sinuwun sebelum sinuwun kembali memacu Sedan hitamnya menuju ke arah barat, Tegal.

Beberapa menit sinuwun melintas di depan stasiun pekalongan, brigadir royadin menyadari kebodohannya, kekakuannya dan segala macam pikiran berkecamuk. Ingin ia memacu sepeda ontelnya mengejar Sedan hitam itu tapi manalah mungkin. Nasi sudah menjadi bubur dan ketetapan hatinya untuk tetap menegakkan peraturan pada siapapun berhasil menghibur dirinya.

Saat aplusan di sore hari dan kembali ke markas , Ia menyerahkan rebuwes kepada petugas jaga untuk diproses hukum lebih lanjut.,Ialu kembali kerumah dengan sepeda abu abu tuanya.

Saat apel pagi esok harinya , suara amarah meledak di markas polisi pekalongan , nama Royadin diteriakkan berkali kali dari ruang komisaris. Beberapa polisi tergopoh gopoh menghampirinya dan memintanya menghadap komisaris polisi selaku kepala kantor.

"Royadin , apa yang kamu lakukan ..sa'enake dewe ..ora mikir ..iki sing mbok tangkep sopo heh..ngawur..ngawur!" Komisaris mengumpat dalam bahasa jawa , ditangannya rebuwes milik sinuwun pindah dari telapak kanan kekiri bolak balik.

" Sekarang aku mau Tanya , kenapa kamu tidak lepas saja sinuwun..biarkan lewat, wong kamu tahu siapa dia , ngerti nggak kowe sopo sinuwun?" Komisaris tak menurunkan nada bicaranya.

" Siap pak , beliau tidak bilang beliau itu siapa , beliau ngaku salah ..dan memang salah!" brigadir Royadin menjawab tegas.

"Ya tapi kan kamu mestinya ngerti siapa dia ..ojo kaku kaku , kok malah mbok tilang..ngawur ..jan ngawur….Ini bisa panjang , bisa sampai Menteri !" Derai komisaris. Saat itu kepala polisi dijabat oleh Menteri Kepolisian Negara.

Brigadir Royadin pasrah , apapun yang dia lakukan dasarnya adalah posisinya sebagai polisi , yang disumpah untuk menegakkan peraturan pada siapa saja ..memang Koppeg(keras kepala) kedengarannya.

Kepala polisi pekalongan berusaha mencari tahu dimana gerangan sinuwun , masih di Tegalkah atau tempat lain? Tujuannya cuma satu , mengembalikan rebuwes. Namun tidak seperti saat ini yang demikian mudahnya bertukar kabar , keberadaa sinuwun tak kunjung diketahui hingga beberapa hari. Pada akhirnya kepala polisi pekalongan mengutus beberapa petugas ke Jogja untuk mengembalikan rebuwes tanpa mengikut sertakan Brigadir Royadin.

Usai mendapat marah , Brigadir Royadin bertugas seperti biasa , satu minggu setelah kejadian penilangan, banyak teman temannya yang mentertawakan bahkan ada isu yang ia dengar dirinya akan dimutasi ke pinggiran kota pekalongan selatan.

Suatu sore , saat belum habis jam dinas , seorang kurir datang menghampirinya di persimpangan soko yang memintanya untuk segera kembali ke kantor. Sesampai di kantor beberapa polisi menggiringnya keruang komisaris yang saat itu tengah menggengam selembar surat.

"Royadin….minggu depan kamu diminta pindah !" lemas tubuh Royadin , ia membayangkan harus menempuh jalan menanjak dipinggir kota pekalongan setiap hari , karena mutasi ini, karena ketegasan sikapnya dipersimpangan soko .

" Siap pak !" Royadin menjawab datar.

"Bersama keluargamu semua, dibawa!" pernyataan komisaris mengejutkan , untuk apa bawa keluarga ketepi pekalongan selatan , ini hanya merepotkan diri saja.

"Saya sanggup setiap hari pakai sepeda pak komandan, semua keluarga biar tetap di rumah sekarang !" Brigadir Royadin menawar.

"Ngawur…Kamu sanggup bersepeda pekalongan – Jogja ? pindahmu itu ke jogja bukan disini, sinuwun yang minta kamu pindah tugas kesana , pangkatmu mau dinaikkan satu tingkat.!" Cetus pak komisaris , disodorkan surat yang ada digengamannya kepada brigadir Royadin.

Surat itu berisi permintaan bertuliskan tangan yang intinya : " Mohon dipindahkan brigadir Royadin ke Jogja , sebagai polisi yang tegas saya selaku pemimpin Jogjakarta akan menempatkannya di wilayah Jogjakarta bersama keluarganya dengan meminta kepolisian untuk menaikkan pangkatnya satu tingkat." Ditanda tangani sri sultan hamengkubuwono IX.

Tangan brigadir Royadin bergetar , namun ia segera menemukan jawabannya. Ia tak sangup menolak permntaan orang besar seperti sultan HB IX namun dia juga harus mempertimbangkan seluruh hidupnya di kota pekalongan .Ia cinta pekalongan dan tak ingin meninggalkan kota ini .

" Mohon bapak sampaikan ke sinuwun , saya berterima kasih, saya tidak bisa pindah dari pekalongan , ini tanah kelahiran saya , rumah saya . Sampaikan hormat saya pada beliau ,dan sampaikan permintaan maaf saya pada beliau atas kelancangan saya !" Brigadir Royadin bergetar , ia tak memahami betapa luasnya hati sinuwun Sultan HB IX , Amarah hanya diperolehnya dari sang komisaris namun penghargaan tinggi justru datang dari orang yang menjadi korban ketegasannya.

July 2010 , saat saya mendengar kepergian purnawirawan polisi Royadin kepada sang khalik dari keluarga dipekalongan , saya tak memilki waktu cukup untuk menghantar kepergiannya . Suaranya yang lirih saat mendekati akhir hayat masih saja mengiangkan cerita kebanggaannya ini pada semua sanak family yang berkumpul. Ia pergi meninggalkan kesederhanaan perilaku dan prinsip kepada keturunannya , sekaligus kepada saya selaku keponakannya. Idealismenya di kepolisian Pekalongan tetap ia jaga sampai akhir masa baktinya , pangkatnya tak banyak bergeser terbelenggu idealisme yang selalu dipegangnya erat erat yaitu ketegasan dan kejujuran .

Hormat amat sangat kepadamu Pak Royadin, Sang Polisi sejati . Dan juga kepada pahlawan bangsa Sultan Hamengkubuwono IX yang keluasan hatinya melebihi wilayah negeri ini dari sabang sampai merauke.

Depok June 25′ 2011
Aryadi Noersaid


Sumber. jogjakini.wordpress.com

Realita Jaminan Kesehatan di Masyarakat Indonesia

Posted: 21 Mar 2012 09:20 AM PDT

Realita Jaminan Kesehatan di Masyarakat Indonesia


Joga Pamayanti (25) memperjuangkan nyawa ibunya, Laurentia Endang Istanti (52), yang terbaring kritis di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Joga mendatangi Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Depok untuk meminta surat jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).

"Ibu saya sakit dan terlantar tidak mau ditangani rumah sakit. Saya sudah berusaha sebagai anak, tapi tidak bisa. minta tolong ibu saya," ujar Joga sambil menangis di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Kamis (16/02/12).

Menurut warga Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok ini, ibunya menderita kanker serviks stadium tiga. Pada Selasa, 14 Februari 2012, ibunya harus keluar dari Rumah Sakit karena tidak ada biaya.

"Haruskah mama saya dibawa pulang dan menunggu mati," jerit Joga kepada petugas Dinkes.

Joga mengatakan, saat ini ibunya sedang kritis di rumah singgah belakang RSCM, pihak rumah sakit terus menerus menanyakan surat jaminan bila memang tidak ada biaya. Dalam mengurus surat tersebut,, pihak Puskesmas Rangkapan Baru belum menyetujuinya, dengan alasan masih menunggu keputusan Dinkes. Padahal, keluarga ini sudah mengurus kartu Jaminan Kesehatan (Jamkesda) mulai 12 November 2012.

Kepala UPT Jamkesda, Enny mengatakan pihaknya sudah melakukan verifikasi terkait pengajuan itu. Namun, dari sembilan syarat dan kriteria yang diminta, pihak keluarga hanya mampu memenuhi lima syarat. "Kami juga telah membicarakannya pada Joga," katanya.

Menurut Enny, pihaknya sudah memberikan pengarahan supaya dapat dibantu. Verifikasi, yang telah dilakukan petugas menemukan harga rumah kontrakan itu Rp 10 juta per tahun. Hal tersebut yang membuat pihak Dinkes menyatakan keluarga Laurentia tidak tergolong miskin. Namun, kata Enny, jika tetap dipaksakan pihaknya akan melakukan verifikasi ulang.

Hingga saat ini, Joga terlihat tetap memperjuangkan surat jaminan yang diminta RSCM, agar ibunya bisa kembali dirawat.

Baca Juga :
Indonesia Sebenarnya
Benarkah Indonesia Sudah Merdeka


Sumber. depoklik.com

No comments:

Post a Comment